Tuesday, July 15, 2014

Kecewa

Aku tidak tahu kapan terakhir kali aku menulis. Namun setelah kejadian di telpon malam itu, ketika aku,kau dan dia berbicara. Semuanya berubah. Tidak pernah aku menyangka kau memilihku. Memilih untuk tetap bersamaku. Dan aku bahagia. Kita kembali sperti dulu. Bersama dalam suka dan duka. Aku dan kamu menyatu. Berbagi kasih dan sayang. Aku sangat bahagia. Bahagiaku ada padamu. Karena kau cintaku. Kau pemilik hatiku seutuhnya. Hanya kamu. Iya kamu win. Menerima segala kekurangan dan menjadikannya sebagai pondasi kesempurnaan. Aku bahagia bersamamu. Yah aku bersamamu. Kita dipertemukan oleh jarak dan waktu. Kita dekat sekarang. Tak ada lagi yang namanya long distance. Kau bisa melihatku setiap saat. Dan aku bisa memandangmu setiap kali aku ingin. Aku selalu memberikan senyuman indahku. Dan kau pun selalu membalasnya dengan senyuman yang tak kalah manis. Dan aku bahagia dengan senyum itu. Tapi semulus apapun jalan tetap ada lika-liku walau sedikit. Aku sudah merasakannya. Beberapa kali. Dan tuhan masih mengizinkanku menjadi hamba yang sabar. Air mata itu selalu menemaniku ketika aku kecewa, tapi jika mengingat semua kenangan ku bersamamu kecewa itu seketika hilang. Masalah silih berganti, dan semua kita lewati bersama dengan modal keyakinan,kepercayaan,dan kesetiaan. Aku tidak pernah ragu pada hatiku. Hatiku telah memilihmu sejak 3 tahun yang lalu dan itu belum berubah sedikipun. Hatiku selalu memaafkan walau kesalahan sebesar apapun. Sesakit apapun aku. Hatiku tetap memaafkanmu. Memaafkan semua kesalahanmu. Aku sedikit demi sedikit bisaa melupakan semua kenangan pahit yang kau berikan. Dan semuanya kembali seperti semula. Aku dan kamu. Yah hanya aku dan kamu. Beberapa hari yang lalu kau menceritakan semua tentang pertemuanmu dengan mantan kekasihmu itu. Dan aku hanya dapat tersenyum lalu berkata "aku cinta kamu"  aku bahagia karenamu. Saat kau begitu mempertahankan aku di hadapannya. Saat kau katakan kau bahagia bersamaku. Aku hanya dapat diam. Lalu aku memberimu pesan cukup panjang sebagai ucapan terima kasihku padamu. Lalu balasanmu hanya berkata kau menyayangiku. Aku merasa semuanya indah. Sangat indah. Hanya aku dan kamu.
Tapi kembali lagi pada hukum timbal balik.di balik kebahagiaan ku itu hari ini aku kembali kecewa. Kecewa dengan sikapmu yang kurang memahamiku. Hari ini ada jiwa keegoisan membelengguh mu. Aku tahu aku salah. Akupun sudah menjelaskan semuanya, namun nampaknya kau sulit memaafkanku. Sebesar itukah kesalahanku hingga sulit kau maafkan? Bukankah cinta dapat memadamkan amarah? Bukankah cinta dapat memaafkan? Tapi aku yakin kau hanya ingin bujukan dariku. Kau hanya butuh sedikit gurauan dariku untuk bisa kembali tersenyum padaku. Karena aku yakin kau juga takkan bisa berlama-lama mendiamiku. Aku mengerti dengan sikapmu, karena kau ingin terus bersamaku, tapi maaf aku mengacaukan semuanya, meski semua itu bukan keinginanku. Tetap saja kau menyalahkanku. Iya aku paham. Aku akan mencoba bersabar melaluinya. Kau hanya butuh menemuiku kembali, namun itu tak mudah. Aku hanya berharap aku bisaa menemuimu besok. Win, maafkan aku. Aku mencintaimu