Thursday, December 29, 2016

Mawar Berduri di Tepi Jurang

Aku punya kisah inspirasi yang tak pernah bosan aku dengarkan, kisah ini dari seorang sahabatku yang senantiasa mengingatkan ku tentang kebaikan. Entah aku harus memberi judul tulisan ini apa, tapi di bawah kisah yang ia berikan ia menuliskan "Mawar Berduri di Tepi Jurang" maka aku berpikir untuk memberi judul ini dengan kalimat itu. Kisah ini sungguh menginspirasi banyak perempuan, bahkan lelaki yang mungkin menginginkannya.

MAWAR BERDURI DI TEPI JURANG
Menceritakan: aku

Bogor, 1998.
Aku mengisi sebuah training motivasi, dimana pesertanya adalah anak-anak SMA kelas 1 dan 2, aku membagikan kepada mereka masing-masing kertas A4, lalu aku minta mereka menggambar apa saja tentang diri mereka, entah itu cita-cita ataupun keadaan mereka dan keluarga mereka. Lalu aku meminta mereka menjelaskan makna dari yang mereka gambar. Aku tercengang dengan siswa yang bernama Ummu. Kudapati ia menggambar mawar berduri dengan warna gelap sebagai latarnya, lalu aku bertanya kepada ummu,
"Ummu, ada apa dengan bunga mawar berduri?" Lalu ia jawab,
"mawar berduri itu adalah aku, yah perempuan." Ia kembali melanjutkan.
"Mawar sempurna karena ia berduri. Banyak orang yang bilang duri pada mawar mengurangi keindahan mawar, duri pada mawar merusak mawar itu sendiri. Padahal durilah yang buat mawar itu menjadi sempurna dan indah. Perempuan seperti mawar. Dan duri adalah aturan tuhan bagi setiap perempuan. Seperti duri pada mawar, banyak orang yang bilang, aturan allah bagi setiap perempuan itu merusak keindahan perempuan, sulit beraktivitas, susah gaul, susah kerja, padahal seperti duri pada mawar, aturan itu juga yg membuat wanita dikatakan wanita." Lalu ia kembali mengatakan,
"Aku wanita seperti mawar berduri, aku wanita seperti apa yang tuhan mau aku lakukan, akan ku lakukan. Dengan apa yang tuhan mau aku kenakan, aku akan kenakan. Apa yang tuhan mau aku rasakan akan aku rasakan. apa yang tuhan mau untuk aku katakan akan aku katakan. maka aku mawar berduri, apa yang tuhan mau, tuhan mau, tuhan mau ada pada diriku."
Seluruh peserta termasuk aku terkesima dengan jawaban seorang siswa kelas 1 SMA yang teramat luar biasa. Aku tidak menyangka dari 200 orang siswa ada satu orang yang benar-benar serius dengan apa yang ia gambar. Tidak sampai di situ, aku kembali bertanya,
"Lalu mengapa latar dari bunga mawar ini berwarna gelap? Mengapa tidak warna terang seperti kuning, hijau, biru,merah atau yang lainnya, mengapa di kasih warna gelap?" Lalu ia menjawab,
"Aku tak mau menjadi mawar berduri di tengah taman. Kalau aku jadi mawar berduri di tengah taman, maka sangat mudah orang untuk memetikku. Hanya ada denda 50 ribu Rupiah atau 2 bulan kurungan penjara lalu orang akan memetikku dengan sangat mudah. Aku tidak ingin seperti itu, aku ingin menjadi mawar berduri di tepi jurang. Makanya aku memberi warna gelap di bagian belakang. Maksudnya, aku ingin menjadi mawar berduri di tepi jurang, karena suatu saat nanti aku yakin, kelak akan ada seorang laki-laki yang datang untuk memetikku. maka aku yakin dia adalah laki-laki yang berani mengorbankan nyawanya untukku. Resikonya besar di tepi jurang, nyawa. Bukan sekedar denda bukan sekedar kurungan 2 bulan penjara. Gemuruh suara tepuk tangan dari dalan ruangan pun terdengar. Semua berdecak kagum. Masyaa Allah.

Beberapa tahun kemudian, aku mendapatkan informasi tentang dia. Anak itu adalah anak yang biasa saja, bukan dari kalangan orang kaya, ia sederhana, bahkan dia punya penyakit jantung. Mau dikatakan cantik juga tidak secantik bintang sinetron, penampilannya biasa. Setelah tamat SMA, ia diterima lulus jalur PMDK tanpa syarat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sekarang, dia sudah berkeluarga, sudah memiliki anak, telah berhasil menjadi dokter spesialis di Depok.
Sungguh luar biasa, ia menjadi indah karena ia tidak pernah memburukkan gambarnya, jika orng bertanya tentang siapa dia, maka ia jawab yang indah karena ia yakin, Allah akan bantu mengindahkan masa depannya, jika dia ditanya tentang cita-citanya, dia akan katakan yang terbaik, karena dia yakin apapun keadaannya hari ini, dia yakin allah akan bantu mengindahkan cita-citanya di kemudian hari.
Kisah yang luar biasa, Orang yang menjadi besar karena tidak pernah merasa kecil, buat kita yang punya allah yang maha, maha, maha itu, mengapa kita harus merasa kecil, kalau hari ini kita merasa tidak punya harta, kita miskin, tapi kita hidup bersama Allah yang maha kaya, jadi mengapa kita harus minder dengan kemiskinan kita?. kalau hri ini kita merasa kita kecil, toh kita dekat. Lebih dekat dari urat nadi kita dengan Allah yang maha besar. Jadi mengapa kita takut dengan kekecilan kita?. Klu hari ini kita merasa tidak berilmu, toh kita hidup senantiasa dengan Allah yang maha tahu jadi mengapa kita harus takut dengan apa yang ada pada diri kita skrng?.

"Kau pernah dengar kisah Nabi Yusuf As?"
Yusuf pernah berkata kepada Ayahnya, "Ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan, semuanya sujud kepadaku" Qs. Yusuf : 4
Lalu di ayat selanjutnya hingga ayat 99, semuanya menceritakan tentang bagaimana perjuangan Nabi yusuf. Ia di masukkan ke dalam sumur, dijadikan budak, ia dijual, di penjara, di goda Zulaikha, terus-terus, semuanya adalah cobaan, ujian. Hingga sampai di ayat 100, nabi yusuf berhasil menjadi raja, lalu ia panggil ayah dan saudara-saudaranya. Kemudian ia dudukkan ibu dan ayahnya di singgasananya. Lalu berkata, "ayahku, ini mimpi yang dulu ku katakan padamu. Dan sungguh Allah telah baik untuk menjadikannya kenyataan."

Maka jika kita beriman kepada Nabi Yusuf AS. Belajar pada Nabi Yusuf. Kisa beliau mengajarkan pada kita kalau hidup kita bukan dimulai kemarin, dari siapa kita lahir, apa latar belakang kita, darimana dulu kita sekolah/kuliah, Apa pekerjaan kita sekarang. Tapi, kisah hidup kita adalah saat kita berani mengatakan apa mimpi kita, apa yang kita inginkan kedepannya. Dan kisah hidup kita hanya pantas di akhiri seperti Nabi Yusuf. Saat kita berhasil mendapatkan apa yang kita gambarkan apa yang kita mimpikan. Lalu kita mengatakan kepada orang-orang yang pernah kita beritahu tentang mimpi kita "Sungguh Allah telah baik untuk menjadikannya kenyataan"

Sungguh kisah yang inspiratif yang membuatku kembali terisak jika mendengarnya. Ya Allah jadikan aku, kami, dan wanita yang membaca kisah ini menjadi wanita seperti mawar berduri di tepi jurang. Jangan kau jadikan kami wanita yang jauh darimu, yang jauh dari aturanmu. Amiin ya rabb~