Saturday, January 10, 2015

i love you

suara kebisingan kendaraan sangat jelas ditangkap oleh indra pendengarku. aku duduk sejenak menatap apa yang nampak di hadapanku. jalan-jalan dipenuhi manusia yang lalu lalang dengan kendaraannya. dan aku disini bersamanya. namun aku tak berdua. aku bersama dengan temannya yang juga bersama mantan kekasihnya. yah itu katanya. mereka asik bermain catur tepat di sebelahku. dan aku yah di depan laptop bersama dengan jemari ku yang menari di atas keyboard laptopku. apa kabar malam? cerahkah dirimu saat ini dengan rembulan yang bersamamu? atau sama dengan ku yang merasa kesepian walau bersamanya? aku tak tahu aku hanya merasa aku sendiri. tanpa siapa pun. padahal dia yang aku cintai berada tepat disebelahku. tapi kau lihat? dia sama sekali tak peduli. apakah dia sudah lelah? atau ini hanya kegundahanku saja. tapi aku sudah merasaskan ini sejak 2 hari yang lalu. apa ini masih bisa aku sebut dengan hanya sebuah perasaan yang biasa saja? dia lebih asik dengan segala bentuk permainan dalam hidupnya. bersama idola favoritnya, dan bersama dengan para sahabat sahabatnya. aku bukan menyalahkan apa yang menjadi hambatannya tak peduli padaku. tapi yang aku sayangkan, setega itukah ia padaku sampai tak mempedulikanku?

aku tak tahu kapan. tapi aku berfikir buruk tentangnya. berfikir kalau dia memanfaatkanku. disaat sendiri dan sesuatu hal yang bersifat "materi" dia datang padaku. menampakkan wajah lesuh seakan harus membuatku iba. lantas aku begitu mudahnya untuk luluh dihadapannya. dan sekarang? disaat dia sudah menerimanya, dia mengabaikanku. dan yang ada? hanya aku yang mencarinya. aku yang menunggunya. dan aku yang bergantung padanya. ah.. tapi aku tak mau menanam pikiran ini terlalu jauh, mungkin saja ini hanya ilusi jiwa yang dibenarkan oleh fakta dalam otakku yang berfikir rasional. yang hanya menerima alasan dari pihakku sendiri, entahlah. sebisa mungkin aku hilangkan fikiran ini.

"nam.. aku minta maaf. aku tak bisa selalu ada untukmu. aku tak bisa seperti yang lain yang bisa selalu menemanimu." aku terdiam dan aku tidak meminta kejelasan. aku berusaha mencerna kata demi kata, dan mencoba untuk memahami itu.

aku tak menuntut banyak. aku berusaha peduli padamu. aku berusaha menerima hobimu yang berlebihan. aku berusaha paham tentang kegemaranmu. aku berusaha bisa tersenyum saat kau tak ada ketika aku butuh. aku usahakan itu semua.
kadang yang aku bisa lakukan hanyalah diam. aku hanya marah dalam hati. aku tak bisa mengeluarkan semuanya. karena aku tak ingin kau kecewa. 

"nam.. apakah aku tidak sesuai dengan harapanmu?"
"nam.. apakah kamu tak bahagia denganku?"

aku tak punya harapan padamu. harapan untuk kau harus menjdi seperti apa yang kuinginkan. semampuku aku akan menerimamu. menerima semua tentangmu.
dan pertanyaan kedua apakah harus aku menjawabnya? aku tak perlu menjawab. waktu telah menjawabnya bukan? jika aku tak bahagia, apakah bisa aku bertahan sejauh ini?

"nam.. aku berharap kau tak pernah bosan denganku"
harapan kita sama. aku juga berharap kebosanan itu menghampiriku. tapi ku mohon.. hadang bosan itu untukku. bendung ia agar tak sampai padaku. karena itu akan aku rasakan jika kau hanya membiarkan bosan itu menghampiriku.

berkali kali aku mencoba diam. agar kau paham apa yang aku rasakan. tapi sepertinya percuma. tak apa, biarkan aku yang merassakan semuanya. biarkan aku menangis dalam diam. tapi jujur aku tak tahan lama mendiamimu. aku merindukanmu, maafkan aku sayang..

terima kasih.. aku mencintaimu..

No comments:

Post a Comment