Aku,
seseorang yang menyedihkan. Seseorang yang terus terpenjara dalam kenangan..
Cerita
ini bermula pada saat aku menginjakkan kaki di bangku sekolah. Saat aku belum
mengenal apa itu terluka. Saat aku belum mengenal apa itu cinta yang
sebenarnya.
Namaku Nirmala, aku adalah orang yang
suka kesibukan. Aku adalah orang yang sangat menyukai organisasi. Hidupku delapan
puluh persen berkecimpung di dunia organisasi. Umurku saat itu 16 tahun, dan
aku sudah suka organisasi sejak di bangku Smp. Organisasi yang ku ikuti di
sekolah adalah pramuka. Aku sangat senang berkemah, aku anggap sama saja dengan
wisata alam yang lebih menarik. Ada banyak pelajaran yang kudapatkan dalam
organisasi ini.
Sampai
pada kami menerima surat untuk berkemah di suatu tempat yang jauh dari
sekolahku. Aku belum pernah kesana. Dan aku yakin ini akan menjadi pengalaman
terbaik.
Namun bukan itu yang akan ku ceritakan..
Dari kenangan yang kini menjadi angan..
Malam hari dengan rasi bintang yang
indah, sepoi angin yang menyejukkan, bulan pun juga menampakkan keindahannya,
aku berjalan mengitari lapangan yang sangat luas. Namun tidak sendiri, aku
bersama sahabatku yang hingga kini akan terus menjadi sahabatku. Saat itu perut
kami sudah sangat kelaparan, maka kami berjalan untuk mencari makan sekitar
area perkemahan. Tak lama kemudian kami pun menemukannya yang cukup jauh dari
tempat kami mendirikan tenda. Selang beberapa lama, ada dua lelaki yang juga datang
di tempat kami makan, ia terus berbalik ke arahku, namun aku menghiraukannya.
Waktu berlalu~
Aku kembali berjalan, tapi sekarang
tidak mencari tempat makan, namun menuju pertunjukan karya dan budaya, para
peserta sudah banyak berdatangan untuk menonton, saat aku dan teman-teman
bersiap-siap di sekitar panggung, ada sebuah property yang tertinggal, dan aku
segera berjalan sendiri untuk kembali ke tenda. Namun tidak jauh dari tempat
pertunjukkan ada seseorang yang mencegat ku di tengah jalan. Aku terhentak,
ternyata orang itu adalah orang yang sama saat aku makan tadi, lalu ia berusaha
berbicara padaku dengan tersipu malu, dan ia meminta nomor telpon ku.
Tahu kah ? masa itu menjadi awal
mula aku berpikir apakah begini cara lelaki berkenalan? Atau hanya dia saja? Ah
entahlah. Kemudian ia berlalu..Lelaki itu pergi dengan senyuman manis. Setelah pembicaraan
singkat itu, aku dan dia berkenalan lewat sms, haha lucu yaa.. saling mengenal
satu sama lain, saling memerhatikan dari kejauhan, dan saat itu aku benar-benar
lupa rasa sakit di masa lalu.
Tidak cukup seminggu masa indah itu,
aku seperti terjebak cinta lokasi pada KKN yang dirasakan mahasiswa-mahasiswa
tingkat akhir. Dan itu benar-benar aku rasakan.
Namun bukan itu inti cerita ini..
Kau pamit, memberiku kenangan indah
yang tidak pernah aku lupakan. Kenangan yang kini menjadi angan.. kita pun tak
pernah lagi bertemu.. handphone lah yang menjadi perantara kita, masih saling
memberi kabar, layaknya seorang kekasih yang takut kehilangan, yah dulu benar
adanya, kita tak ingin kehilangan satu sama lain. Kita akan terus menjaga
hubungan ini.
Dan.. saat yang tak pernah aku
pikirkan akan terjadi. Kau hancurkan kenangan itu dengan alasan kau tidak bisa
jauh dariku, kau menggores luka untuk yang pertama kalinya. Dan luka ini
menjadi luka kedua dalam hidupku.. kau berhasil membuatku lupa akan terluka,
namun kembali kau bangkitkan luka itu dalam hatiku. Aku kalap rasa sakit tak
bisa ku bending sendiri, menangis terluka akan goresan yang kau tuai padaku. Dan
aku pergi, benar-benar pergi membawa luka~
Namun bukan hal ini yang menjadi klimaks
dalam cerita ini..
Mencoba kembali bangkit dalam
keterpurukan, aku tidak benar-benar lelah untuk mencari cinta itu, hingga pada
akhirnya ada orang lain yang datang dalam hidupku. Aku piker orang lain ini
dapat menggantikanmu dan membalut luka ku. Dan aku menjalaninya. Ku tanamkan
dalam pikiran ku bahwa dialah yang benar-benar mencintaiku, seperti pangeran
yang hadir, namun ternyata tidak. Dia lebih banyak memberiku luka, tapi kenapa
aku bertahan?
Dia yang aku anggap dapat
mencintaiku tulus ternyata tidak. Aku takut terus bersamanya. 3 lebih dengannya
banyak membuatku berubah, berubah menjadi makhluk liar dan tolol. Bukan itu
yang ku harapkan dalam hubungan ku, tapi tetap saja dia bukan pangeran yang
sesungguhnya.
Ada
banyak hal tentang dia, tapi cukup Tuhan yang tahu keresahanku terhadapnya.
Namun bukan ini, pemerannya..
Cerita ini berlalu, sampai aku
berada di bangku kelas tiga Sma. Takdir kembali mempertemukan ku dengannya, dan
yah dia sudah mahasiswa, dan kenangan itu masih ada dalam benakku. Bercerita sejenak,
ku dapati senyum itu lagi, dan hatiku kembali goyah. Namun cepat ku tepis
kembali kenangan itu. Dan semuanya terlewati~
Tak ada dirimu dalam hidupku lagi,
aku pikir aku tidak akan benar-benar menemuimu lagi. Saat itu aku tetap
bertahan, sesekali kau hadir dalam pikiranku, sesekali kau datang dalam
hubungan ku dan berakhir marah diantara kami. Begitu seterusnya, sampai ku
putuskan untuk pergi meninggalkan kenangan.. pergi ketempat yang tidak akan ku
temui dirimu, dan tentunya bersama kekasihku saat itu, namun ternyata banyak
hal yang tidak ku inginkan terjadi disana, dan membuatku harus dan wajib untuk
pulang sebelum terlalu dalam. Dan aku kembali~
Namun bukan ini akhir cerita ini..
Kau bahagia aku kembali, ya aku tahu
itu. Kau ingin menemuiku, namun tidak dengan ku. Aku takut akan pertemuan itu,
telah lama aku berpikir, ketika aku menemuimu sudah pasti kenangan itu akan
kembali. Apalagi dengan kondisi hubungan ku yang cacat katamu.. aku sudah tahu
ini akan terjadi, namun tidak dapat aku hindari.
Setelah kenangan aku kubur jauh di
dasar hatiku, aku memberanikan diri untuk menemuimu, aku sudah berpikir
beribu-ribu kali kalau kenangan itu tidak akan lagi ke permukaan. Namun ternyata
aku salah. Kenangan itu kembali muncul di permukaan. hatiku menolak seratus
persen pikiran ku. Dan untuk pertama kalinya aku melihatmu setelah
bertahun-tahun. Namun, nampaknya skenario Tuhan berkata lain. Semuanya tidak
benar-benar yang ku harapkan. Nirmala hanya seseorang yang menyedihkan.
Namun bukan ini akhirnya..
Pertemuan itu berlalu begitu saja,
dan berhasil membuatku terus memikirkan hari itu. Sampai bendungan ini runtuh
karena kuatnya arus dalam hatiku, maka aku kembali menemuinya, mengungkapkan
semua kerisauanku dengannya, kerisauanku dengan perasaanku, dan semua yang ku
rasakan, dan hari itu terjadi lebih dari kenangan lalu, kau menambahkan
kenangan dalam hidupku kembali, namun lagi-lagi hanya sebentar. Hampir sebulan
aku berada dalam kenangan, kenangan yang selalu aku semogakan menjadi angan. Dan
aku akan terus berada dalan kenangan itu. Biarkan aku sendiri jika tidak
tanpamu. Biarkan aku merasakannya jika tidak bersama mu.
Tibalah Nirmala pada saat ini. Bukan
masa lalu juga bukan masa depan. Jasadnya sudah tumbuh dewasa, namun kenangan
itu tidak hilang. Nirmala benar seorang diri bersama kenangann. Beberapa hari
ini, kau selalu datang dalam mimpiku, dan kembali menciptakan kenangan. Kenapa kau
pandai menciptakan namun tak pandai membuatku menghapusnya?
Nirmala, sadarlah..
Di antara angan dan kenangan, kau
terus hadir dan membuatku lupa bahwa aku pernah mencintai orang lain dalam
kesakitan. Walau ku tahu saat ini aku tetap berada dalam balutan luka yang
masih perih. Tapi luka itu membuatku menjadi pribadi saat ini. Dia yang
mengajarkan ku seperti ini, dan akhirnya aku benar-benar pergi dari hidupnya.
Aku tidak pernah mengira ini akan
terjadi, tapi inilah yang terjadi. Aku sendiri. Terus mengais masa lalu yang
selalu aku semogakan menjadi masa depan. Aku tidak pernah tahu masa diakan
datang akan seperti apa, tapi aku akan tetap ada bersama kenangan itu. Mencoba bangkit
dengan caraku sendiri, berteman dengan waktu, dan berdamai dengan dirimu..
Aku orang yang tidak pernah
menyesal, namun ini benar-benar penyesalanku yang pertama, aku tidak kembali
padamu. Sampai kau benar-benar menutup pintu untukku. Tanpa celah buatku masuk.
Dan ini membuatku semakin bersahabat dengan kenangan. Sekali lagi, kenangan
yang selalu aku semogakan menjadi angan.
Nirmala, apakah ini akhir cerita
ini?
No comments:
Post a Comment