Seorang putri yang merindukan purnama..
purnama yang hanya sesekali ia temui dalam hidupnya.
dan purnama yang hanya selalu bisa ia lihat dari kejauhan..
sangat jauh..
ia tak pernah tahu dengan jelas kehidupan purnama..
ia tak pernah tahu asal-usul purnama itu muncul dalam hidupnya..
tapi yang pasti, purnama itu adalah kekasihnya.. kekasih hatinya..
purnama selalu muncul di hari-harinya.. sekuat apapun ia mencoba berhenti memikirkannya.
padahal, purnama hanya muncul sesekali saja.
bagaimana bisa? putri dalam kebingungan..
Hai purnama? tahukah kau rasa rindu yang membuncah? apa yang akan kau lakukan ketika rindu itu hampir merenggut seluruh hatimu? sang putri kalap, ia harus bagaimana..
melakukan hal bodoh kah? mungkin..
putri benar melakukan hal bodoh itu.. ia berjalan jauh, jauh sekali dari pemukimannya..
ia terus berjalan, mencari kemana purnama itu pergi?
putri menelusuri ruas-ruas jalan dan tak ia temukan..
purnama? bendungan ini rapuh, pertahanan ini sia-sia selama aku masih berusaha untuk pergi darimu..
putri tak juga menemukan dirimu purnama..
Gedung pencakar langit sudah dia lalui, lampu-lampu kota pun semakin menerangi malam, dan semakin sulit mencarimu...
dari terbit fajar hingga terbenam matahari, ia terus mencari..
sepoi angin dingin di malam hari, tak membuatnya berhenti, sampai ia tiba di suatu pantai..
pantai dengan keindahan di malam hari, deru ombak yang menyejukkan, masyarakat kota ramai berdatangan..
putri melangkahkan kaki untuk juga menyaksikan keindahan itu, berfikir untuk berhenti sejenak dalam pencariannya.
langkah putri terhenti ketika hendak menyaksikan keindahan itu..
jantungnya seperti berhenti berdetak, dia menarik nafas dengan pelan.
kembali ia mengusap kedua matanya atas apa yang baru saja ada di hadapannya..
dan benar-benar.. pencariannya berakhir disini. di pantai ini..
putri menemukan purnama itu..
ia melihatnya, walau hanya sebentar.. tanpa sepatah kata, tanpa berpelukan bak sepasang kekasih yang saling merindukan.
hanya melihat, melihat punggungnya dari kejauhan..
purnama berlalu dengan cepat..
batin putri terluka, dengan mencoba tegar bergumam "setidaknya aku sudah melihatnya, namun nampaknya ia tidak benar-benar bahagia" ada apa dengannya? sampai saat ini menyisahkan tanda tanya di benakku..
sampai ia benar-benar berlalu..
ia benar-benar pergi.. semakin jauh punggung itu ku lihat. dan yah ia pergi..
putri pergi.. pergi dengan banyak tanda tanya..
putri pergi .. karena kerinduannya telah terobati..
hanya itu yang dapat putri lakukan..
terus berbicara pada tembok yang tak membalas..
sesekali ia menyeka air mata, ia tak boleh menangis. purnama marah jika putri menangis.
dan begitu seterusnya..
putri hanya bisa melihat purnama itu dari jauh, karena ketika putri mendekat, purnama itu akan semakin jauh, bahkan akan selamanya pergi.
dalam mimpi, putri selalu bertanya pada purnama..
Purnama, apa kau masih mencintaiku? apa benci sudah menggerogoti hatimu hingga tak ada maaf bagiku?
kau selalu menolak pertemuan, sampai kapan kau akan bersembunyi dibalik kepura-puraan melupakan ku? sampai kapan aku terus menatap pundakmu? bisakah aku menatapmu dan kau bilang tidak mencintaiku lagi?
entah mengapa putri selalu mendapat bisikan bahwa purnama masih mencintainya..
hanya saja purnama selalu bersih keras untuk menganggap dirinya benar dalam mengambil keputusan dan menyiksa dirinya dengan lisan palsu yang selalu dia ungkapkan, dengan prinsip yang katanya ia selalu komitment dengan itu.
apakah dengan prinsip, harus menyiksa diri? perasaan? entahlah..
di sepanjang perjalanan hidup sang putri, telah banyak yang ia lalui, belajar dengan apa yang ia alami. dengan kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan.
bahwa waktu tak pernah akan berbalik menemui kita, waktu tak akan pernah tahu kapan kita merindukannya..
purnama salah satu contohnya.. kesalahan besar telah membuatnya pergi..
demikianlah kisah putri yang merindukan purnama..
purnama yang tidak pernah ingin berbalik menatapnya..
purnama yang tidak pernah ingin memberinya kesempatan..
putri hanya bisa memutar waktu dalam ruang fiksi, mengintai kenangan diam-diam.
saat purnama, tersenyum dan menggenggam tangannya,
saat purnama menatapnya penuh cinta,
saat purnama berada dibelakangnya dan menjaganya,
saat purnama jalan beriringan dengannya,
saat purnama tidak ingin membuatnya cacat untuk kedua kalinya,
saat purnama, mengecup tangannya,
saat purnama, masih mencintainya,
yah hanya itu, hanya mengingat itu yang bisa membuat putri tersenyum walau kadang membuatnya menangis karena waktu itu hanya sebentar, tapi dengan itu putri menjaga cintanya.
tidak membiarkan purnama lain menggenggam tangannya..
hanya ada satu purnama di hatinya, dan putri akan terus merindukannya, menunggunya...
menunggu purnama mengucapkan "aku masih mencintaimu putri" dihadapannya.
putri hanya bisa berharap, purnama datang padanya..
menjadikan putri sebagai sebuah rumah, rumah tempat purnama kembali dari perjalanan jauh, perjalanan dalam mencari pengganti putri.
No comments:
Post a Comment