Thursday, August 28, 2014

morning

selamat pagi, aku kembali terpaku dengan layar laptopku. suara angsa di pagi hari membuat suasana pagiku sedikit berbeda, menjalani rutinitas baruku sebagai mahasiswa di kota yang jauh dari tempat kelahiranku. begitu banyak hal yang telah aku peroleh dari hidup ini. berbagai pengalaman telah aku simpan dengan rapi. kadang kala aku harus kembali menggali pengalaman itu untuk belajar dalam kehidupan baru, namun ada kalanya aku harus mengubur pengalaman itu jauh sekali hingga aku tak mengingatnya, hingga tak menjadikan pengalaman itu sebagai hambatan dalam menjalani kehidupanku. semalam aku kembali mendapatkan pelajaran baru. pelajaran yang mungkin hanya orang yang berfikir realistislah yang dapat mengambil hikmah dibalik suatu peristiwa. beberapa kalimat yang aku tuliskan sebelum tulisanku ini, membuat seseorang menjadi ragu padaku. bukan hanya dia, bahkan akupun ragu kepada diriku sendiri. tapi dari sini aku belajar, bahwa ketika kita dilanda musibah ataupun masalah kita tidak boleh menyalahkan orang lain. dari kisahmu aku belajar. aku bukan manusia sempurna yang bisa melakukan apa saja sesuai kehendakku tanpa memikirkan misteri dari ilahi. aku hanya manusia yang berusaha menjadi terbaik dimata tuhanku dan di mata manusia lain yang bersamaku. apa yang dapat aku simpulkan? hati akan teguh pada pendiriannya. namun kita juga tak bisa memungkiri jika ada allah sang maha pembolak-balik hati. aku bisa yakin pada diriku sendiri, tapi tidak pada cobaan, tidak pada ujian yang allah berikan. mungkin saja ini sebagai pilihan untukku. tapi sekali lagi aku tidak ingin ceroboh dalam memilih. win.. kau tahu? maafkan aku sebelumnya. mencintaimu adalah proses untukku. kau tahu kan apa yang aku lakukan ketika dulu kau lakukan lebih dari apa yang terjadi pada diriku sekarang? hanya dua yakni bertahan dan berusaha kembali untuk membuatmu mencintaiku, walau aku yakin ketika itu kau telah melupakanku karena ada seseorang. dan kembali aku menyalahkan diriku sendirikan? tanpa pernah menyalahkan perasaanmu. tanpa pernah menyalahkan perasaan dia. yang aku salahkan ialah aku. aku yang gagal membuatmu bertahan untukku. aku yang gagal menjadi apa yang kau inginkan. dan aku yang gagal karena membuatmu mencintai orang lain. aku terus menyalahkan diriku sendiri. tapi dengan kegagalan yang aku alami, tidak merubah rasa cintaku padamu. tidak mengurangi sepersen pun kecintaanku padamu. dan hingga akhirnya dia mengetahuinya, dan membuatmu untuk memilih keputusan. apa aku pernah menyuruhmu untuk memilih? sama sekali tidak pernah. karena yang aku pahami hati tidak pernah salah atas perasaannya. tapi hati masih tetap dapat berubah. dan aku tanamkan dalam hatiku kalau hatimu dapat aku miliki kembali. dan terbukti kan? aku tidak akan bertahan dengan sia-sia lalu dengan mudah mencintai orang lain kembali? itu bukan aku namanya. bukankah aku telah berjanji tetap mencintaimu terkecuali yang allah takdirkan bersamaku bukan dirimu? aku tidak pernah ingkar janji!! dan yang saat ini aku alami, aku tidak bisa mengatakan aku tidak menyukainya, benar aku menyukai dia, tapi sekali lagi bukan mencintainya. aku mempunyai rasa simpati kepadanya. bukan aku tidak ingin menceritakan semuanya. tapi aku butuh waktu untuk membuktikan hatiku sekarang seperti apa. kau ingat saat kau merasa aku berubah bukan? dengan alasan yang seperti itu aku berikan padamu? tulisan itu memutar balikkan hatiku yang sungguh tidak dapat mengabaikanmu. hingga keesokan harinya aku mengirimkanmu pesan yang tak kau duga aku akan mengatakan demikian, itu karena aku memang tidak dapat mengabaikanmu. dan akhirnya kau tahu lewat tulisanku, tepat 28 malam, kau membuatku terluka dengan kata-kata yang begitu kau ucapkan dengan emosi. aku bisa apa? hanya diam. dengan kondisi tubuh yang kurang sehat. malam 28 kau membuatku kecewa dan 28 malam kembali kau membuatku kecewa. aku tidak pernah tahu kalau respon mu akan seperti itu. kau marah padaku bahkan menyalahkanku. aku bingung harus menjelaskan apa lagi padamu. sampai kau mematikan telpon itu. bukan emosi yang ingin aku dengarkan. tp bagaimana kau berjuang seperti aku dulu. bagaimana kau mempertahankan aku dalan hatimu, bagaimana kau berusaha menghilangkan orang lain dan aku hanya memandang kau tepat di hadapanku, tanpa membiarkanku menoleh ke belakang. aku mengirimkan pesan yang mungkin membuka hatimu dan membuatmu mengucapkan kata maaf karena kau takut kehilanganku. satu kalimat itu saja sudah membuat hatiku sembuh dari kata-katamu yang tadinya membuatku terluka. aku bisa tersenyum karena cinta, aku bisa terluka karena cinta, tapi luka itupun bisa sembuh karena rasa cintaku sendiri. bukan cinta orang lain.

No comments:

Post a Comment