Saturday, May 28, 2016

Diantara Angan dan Kenangan



            Aku, seseorang yang menyedihkan. Seseorang yang terus terpenjara dalam kenangan..
Cerita ini bermula pada saat aku menginjakkan kaki di bangku sekolah. Saat aku belum mengenal apa itu terluka. Saat aku belum mengenal apa itu cinta yang sebenarnya.
Namaku Nirmala, aku adalah orang yang suka kesibukan. Aku adalah orang yang sangat menyukai organisasi. Hidupku delapan puluh persen berkecimpung di dunia organisasi. Umurku saat itu 16 tahun, dan aku sudah suka organisasi sejak di bangku Smp. Organisasi yang ku ikuti di sekolah adalah pramuka. Aku sangat senang berkemah, aku anggap sama saja dengan wisata alam yang lebih menarik. Ada banyak pelajaran yang kudapatkan dalam organisasi ini.
Sampai pada kami menerima surat untuk berkemah di suatu tempat yang jauh dari sekolahku. Aku belum pernah kesana. Dan aku yakin ini akan menjadi pengalaman terbaik.
Namun bukan itu yang akan ku ceritakan..

Dari kenangan yang kini menjadi angan..
            Malam hari dengan rasi bintang yang indah, sepoi angin yang menyejukkan, bulan pun juga menampakkan keindahannya, aku berjalan mengitari lapangan yang sangat luas. Namun tidak sendiri, aku bersama sahabatku yang hingga kini akan terus menjadi sahabatku. Saat itu perut kami sudah sangat kelaparan, maka kami berjalan untuk mencari makan sekitar area perkemahan. Tak lama kemudian kami pun menemukannya yang cukup jauh dari tempat kami mendirikan tenda. Selang beberapa lama, ada dua lelaki yang juga datang di tempat kami makan, ia terus berbalik ke arahku, namun aku menghiraukannya.
            Waktu berlalu~
            Aku kembali berjalan, tapi sekarang tidak mencari tempat makan, namun menuju pertunjukan karya dan budaya, para peserta sudah banyak berdatangan untuk menonton, saat aku dan teman-teman bersiap-siap di sekitar panggung, ada sebuah property yang tertinggal, dan aku segera berjalan sendiri untuk kembali ke tenda. Namun tidak jauh dari tempat pertunjukkan ada seseorang yang mencegat ku di tengah jalan. Aku terhentak, ternyata orang itu adalah orang yang sama saat aku makan tadi, lalu ia berusaha berbicara padaku dengan tersipu malu, dan ia meminta nomor telpon ku.
            Tahu kah ? masa itu menjadi awal mula aku berpikir apakah begini cara lelaki berkenalan? Atau hanya dia saja? Ah entahlah. Kemudian ia berlalu..Lelaki itu pergi dengan senyuman manis. Setelah pembicaraan singkat itu, aku dan dia berkenalan lewat sms, haha lucu yaa.. saling mengenal satu sama lain, saling memerhatikan dari kejauhan, dan saat itu aku benar-benar lupa rasa sakit di masa lalu.
            Tidak cukup seminggu masa indah itu, aku seperti terjebak cinta lokasi pada KKN yang dirasakan mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir. Dan itu benar-benar aku rasakan.
            Namun bukan itu inti cerita ini..

            Kau pamit, memberiku kenangan indah yang tidak pernah aku lupakan. Kenangan yang kini menjadi angan.. kita pun tak pernah lagi bertemu.. handphone lah yang menjadi perantara kita, masih saling memberi kabar, layaknya seorang kekasih yang takut kehilangan, yah dulu benar adanya, kita tak ingin kehilangan satu sama lain. Kita akan terus menjaga hubungan ini.
            Dan.. saat yang tak pernah aku pikirkan akan terjadi. Kau hancurkan kenangan itu dengan alasan kau tidak bisa jauh dariku, kau menggores luka untuk yang pertama kalinya. Dan luka ini menjadi luka kedua dalam hidupku.. kau berhasil membuatku lupa akan terluka, namun kembali kau bangkitkan luka itu dalam hatiku. Aku kalap rasa sakit tak bisa ku bending sendiri, menangis terluka akan goresan yang kau tuai padaku. Dan aku pergi, benar-benar pergi membawa luka~
            Namun bukan hal ini yang menjadi klimaks dalam cerita ini..

            Mencoba kembali bangkit dalam keterpurukan, aku tidak benar-benar lelah untuk mencari cinta itu, hingga pada akhirnya ada orang lain yang datang dalam hidupku. Aku piker orang lain ini dapat menggantikanmu dan membalut luka ku. Dan aku menjalaninya. Ku tanamkan dalam pikiran ku bahwa dialah yang benar-benar mencintaiku, seperti pangeran yang hadir, namun ternyata tidak. Dia lebih banyak memberiku luka, tapi kenapa aku bertahan?
            Dia yang aku anggap dapat mencintaiku tulus ternyata tidak. Aku takut terus bersamanya. 3 lebih dengannya banyak membuatku berubah, berubah menjadi makhluk liar dan tolol. Bukan itu yang ku harapkan dalam hubungan ku, tapi tetap saja dia bukan pangeran yang sesungguhnya.
Ada banyak hal tentang dia, tapi cukup Tuhan yang tahu keresahanku terhadapnya.
            Namun bukan ini, pemerannya..

            Cerita ini berlalu, sampai aku berada di bangku kelas tiga Sma. Takdir kembali mempertemukan ku dengannya, dan yah dia sudah mahasiswa, dan kenangan itu masih ada dalam benakku. Bercerita sejenak, ku dapati senyum itu lagi, dan hatiku kembali goyah. Namun cepat ku tepis kembali kenangan itu. Dan semuanya terlewati~
            Tak ada dirimu dalam hidupku lagi, aku pikir aku tidak akan benar-benar menemuimu lagi. Saat itu aku tetap bertahan, sesekali kau hadir dalam pikiranku, sesekali kau datang dalam hubungan ku dan berakhir marah diantara kami. Begitu seterusnya, sampai ku putuskan untuk pergi meninggalkan kenangan.. pergi ketempat yang tidak akan ku temui dirimu, dan tentunya bersama kekasihku saat itu, namun ternyata banyak hal yang tidak ku inginkan terjadi disana, dan membuatku harus dan wajib untuk pulang sebelum terlalu dalam. Dan aku kembali~
            Namun bukan ini akhir cerita ini..

            Kau bahagia aku kembali, ya aku tahu itu. Kau ingin menemuiku, namun tidak dengan ku. Aku takut akan pertemuan itu, telah lama aku berpikir, ketika aku menemuimu sudah pasti kenangan itu akan kembali. Apalagi dengan kondisi hubungan ku yang cacat katamu.. aku sudah tahu ini akan terjadi, namun tidak dapat aku hindari.
            Setelah kenangan aku kubur jauh di dasar hatiku, aku memberanikan diri untuk menemuimu, aku sudah berpikir beribu-ribu kali kalau kenangan itu tidak akan lagi ke permukaan. Namun ternyata aku salah. Kenangan itu kembali muncul di permukaan. hatiku menolak seratus persen pikiran ku. Dan untuk pertama kalinya aku melihatmu setelah bertahun-tahun. Namun, nampaknya skenario Tuhan berkata lain. Semuanya tidak benar-benar yang ku harapkan. Nirmala hanya seseorang yang menyedihkan.
            Namun bukan ini akhirnya..

            Pertemuan itu berlalu begitu saja, dan berhasil membuatku terus memikirkan hari itu. Sampai bendungan ini runtuh karena kuatnya arus dalam hatiku, maka aku kembali menemuinya, mengungkapkan semua kerisauanku dengannya, kerisauanku dengan perasaanku, dan semua yang ku rasakan, dan hari itu terjadi lebih dari kenangan lalu, kau menambahkan kenangan dalam hidupku kembali, namun lagi-lagi hanya sebentar. Hampir sebulan aku berada dalam kenangan, kenangan yang selalu aku semogakan menjadi angan. Dan aku akan terus berada dalan kenangan itu. Biarkan aku sendiri jika tidak tanpamu. Biarkan aku merasakannya jika tidak bersama mu.
            Tibalah Nirmala pada saat ini. Bukan masa lalu juga bukan masa depan. Jasadnya sudah tumbuh dewasa, namun kenangan itu tidak hilang. Nirmala benar seorang diri bersama kenangann. Beberapa hari ini, kau selalu datang dalam mimpiku, dan kembali menciptakan kenangan. Kenapa kau pandai menciptakan namun tak pandai membuatku menghapusnya?
            Nirmala, sadarlah..
            Di antara angan dan kenangan, kau terus hadir dan membuatku lupa bahwa aku pernah mencintai orang lain dalam kesakitan. Walau ku tahu saat ini aku tetap berada dalam balutan luka yang masih perih. Tapi luka itu membuatku menjadi pribadi saat ini. Dia yang mengajarkan ku seperti ini, dan akhirnya aku benar-benar pergi dari hidupnya.
            Aku tidak pernah mengira ini akan terjadi, tapi inilah yang terjadi. Aku sendiri. Terus mengais masa lalu yang selalu aku semogakan menjadi masa depan. Aku tidak pernah tahu masa diakan datang akan seperti apa, tapi aku akan tetap ada bersama kenangan itu. Mencoba bangkit dengan caraku sendiri, berteman dengan waktu, dan berdamai dengan dirimu..
            Aku orang yang tidak pernah menyesal, namun ini benar-benar penyesalanku yang pertama, aku tidak kembali padamu. Sampai kau benar-benar menutup pintu untukku. Tanpa celah buatku masuk. Dan ini membuatku semakin bersahabat dengan kenangan. Sekali lagi, kenangan yang selalu aku semogakan menjadi angan.
            Nirmala, apakah ini akhir cerita ini?
           
           
           
           
           
           



Thursday, May 26, 2016

Putri yang Merindukan Purnama

Seorang putri yang merindukan purnama..
purnama yang hanya sesekali ia temui dalam hidupnya.
dan purnama yang hanya selalu bisa ia lihat dari kejauhan..
sangat jauh..
ia tak pernah tahu dengan jelas kehidupan purnama..
ia tak pernah tahu asal-usul purnama itu muncul dalam hidupnya..
tapi yang pasti, purnama itu adalah kekasihnya.. kekasih hatinya..
purnama selalu muncul di hari-harinya.. sekuat apapun ia mencoba berhenti memikirkannya.
padahal, purnama hanya muncul sesekali saja.
bagaimana bisa? putri dalam kebingungan..

Hai purnama? tahukah kau rasa rindu yang membuncah? apa yang akan kau lakukan ketika rindu itu hampir merenggut seluruh hatimu? sang putri kalap, ia harus bagaimana..
melakukan hal bodoh kah? mungkin..
putri benar melakukan hal bodoh itu.. ia berjalan jauh, jauh sekali dari pemukimannya..
ia terus berjalan, mencari kemana purnama itu pergi?
putri menelusuri ruas-ruas jalan dan tak ia temukan..
purnama? bendungan ini rapuh, pertahanan ini sia-sia selama aku masih berusaha untuk pergi darimu..
putri tak juga menemukan dirimu purnama..
Gedung pencakar langit sudah dia lalui, lampu-lampu kota pun semakin menerangi malam, dan semakin sulit mencarimu...
dari terbit fajar hingga terbenam matahari, ia terus mencari..
sepoi angin dingin di malam hari, tak membuatnya berhenti, sampai ia tiba di suatu pantai..
pantai dengan keindahan di malam hari, deru ombak yang menyejukkan, masyarakat kota ramai berdatangan..
putri melangkahkan kaki untuk juga menyaksikan keindahan itu, berfikir untuk berhenti sejenak dalam pencariannya.
langkah putri terhenti ketika hendak menyaksikan keindahan itu..
jantungnya seperti berhenti berdetak, dia menarik nafas dengan pelan.
kembali ia mengusap kedua matanya atas apa yang baru saja ada di hadapannya..
dan benar-benar.. pencariannya berakhir disini. di pantai ini..
putri menemukan purnama itu..
ia melihatnya, walau hanya sebentar.. tanpa sepatah kata, tanpa berpelukan bak sepasang kekasih yang saling merindukan.
hanya melihat, melihat punggungnya dari kejauhan..
purnama berlalu dengan cepat..
batin putri terluka, dengan mencoba tegar bergumam "setidaknya aku sudah melihatnya, namun nampaknya ia tidak benar-benar bahagia" ada apa dengannya? sampai saat ini menyisahkan tanda tanya di benakku..
sampai ia benar-benar berlalu..
ia benar-benar pergi.. semakin jauh punggung itu ku lihat. dan yah ia pergi..
putri pergi.. pergi dengan banyak tanda tanya..
putri pergi .. karena kerinduannya telah terobati..
hanya itu yang dapat putri lakukan..
terus berbicara pada tembok yang tak membalas..
sesekali ia menyeka air mata, ia tak boleh menangis. purnama marah jika putri menangis.

dan begitu seterusnya..
putri hanya bisa melihat purnama itu dari jauh, karena ketika putri mendekat, purnama itu akan semakin jauh, bahkan akan selamanya pergi.

dalam mimpi, putri selalu bertanya pada purnama..
Purnama, apa kau masih mencintaiku? apa benci sudah menggerogoti hatimu hingga tak ada maaf bagiku?
kau selalu menolak pertemuan, sampai kapan kau akan bersembunyi dibalik kepura-puraan melupakan ku? sampai kapan aku terus menatap pundakmu? bisakah aku menatapmu dan kau bilang tidak mencintaiku lagi?

entah mengapa putri selalu mendapat bisikan bahwa purnama masih mencintainya..
hanya saja purnama selalu bersih keras untuk menganggap dirinya benar dalam mengambil keputusan dan menyiksa dirinya dengan lisan palsu yang selalu dia ungkapkan, dengan prinsip yang katanya ia selalu komitment dengan itu.
apakah dengan prinsip, harus menyiksa diri? perasaan? entahlah..

di sepanjang perjalanan hidup sang putri, telah banyak yang ia lalui, belajar dengan apa yang ia alami. dengan kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan.
bahwa waktu tak pernah akan berbalik menemui kita, waktu tak akan pernah tahu kapan kita merindukannya..
purnama salah satu contohnya.. kesalahan besar telah membuatnya pergi..

demikianlah kisah putri yang merindukan purnama..
purnama yang tidak pernah ingin berbalik menatapnya..
purnama yang tidak pernah ingin memberinya kesempatan..

putri hanya bisa memutar waktu dalam ruang fiksi, mengintai kenangan diam-diam.
saat purnama, tersenyum dan menggenggam tangannya,
saat purnama menatapnya penuh cinta,
saat purnama berada dibelakangnya dan menjaganya,
saat purnama jalan beriringan dengannya,
saat purnama tidak ingin membuatnya cacat untuk kedua kalinya,
saat purnama, mengecup tangannya,
saat purnama, masih mencintainya,
yah hanya itu, hanya mengingat itu yang bisa membuat putri tersenyum walau kadang membuatnya menangis karena waktu itu hanya sebentar, tapi dengan itu putri menjaga cintanya.
tidak membiarkan purnama lain menggenggam tangannya..
hanya ada satu purnama di hatinya, dan putri akan terus merindukannya, menunggunya...
menunggu purnama mengucapkan "aku masih mencintaimu putri" dihadapannya.
putri hanya bisa berharap, purnama datang padanya..
menjadikan putri sebagai sebuah rumah, rumah tempat purnama kembali dari perjalanan jauh, perjalanan dalam mencari pengganti putri.



Tuesday, May 10, 2016

Bismillahirahmanirrahim..

بسم الله الرحمن الرحميم

Thanks to you God..
Kau masih setia bersamaku walau kadang aku lupa padaMu..
Kau masih menyayangiku walau kadang aku bahkan tidak menyayangi diriku sendiri..
Bismillah dengan namaMu aku kembali memulainya..
Memulai semuanya kembali seperti semula saat awal Kau menuntunku menuju hidayah itu..
Kau tak henti memberiku jalan untuk tetap kembali kepadaMu..
Terima Kasih..
Setiap peristiwa akan menemukan hikmah dibaliknya.. Yang tentunya akan selalu baik.
Cukup dua hari saja aku dilema dan galau.. Cukup dua hari saja hariku seperti tanpa arti dan semua hanya karena cinta yang belum tentu benar..
Tololnya diriku.. Bodohnya aku..
Ada Engkau yang betul-betul sayang padaku dan aku pergi mencari kebahagian semu yang akan berakhir..
Hatiku buta dengan nafsu duniawi..
Ampuni aku Ya Allah..
Aku telah banyak melakukan dosa..
Aku melanggar semua janjiku dan bahkan jauh dari istiqomah di jalanmu..
Aku Makhluk pendosa yang ingin memulainya kembali dari awal..
Andai saja kertas putih ini tak ternoda dengan bercak hitam dosaku..
Mungkin aku adalah manusia paling bahagia
Ya Allah tuntun aku kembali padaMu..
Terlalu banyak salah.. Terlalu banyak dosa yang membuat aku lalai terhadap perintahMu..
Terlalu banyak janji yang tertuai dariku dan nafsu itu menghancurkan semuanya..
Aku ingin kembali Ya Allah..
Aku selalu iri pada orang yang bisa istiqomah padamu tapi kenapa aku lalai? Kenapa aku ingkar? Maafkan aku Ya Allah..
Malam ini aku bersyukur diberikan jalan untuk kembali.. Melalui perantara peristiwa ini..
"Perbaiki diri" kau benar kak..
Aku seharusnya sadar kalau aku ini makhluk yang hina. Aku seharusnya sadar bahwa aku ini jauh dari kesempurnaan.
Dan kau membuatku sadar..
Cintaku telah salah.. Salah karena tidak menjaganya.. Dan salah dalam mengungkapkannya..
Terima kasih kak.. karena tidak membiarkan ku larut dalam perasaan cinta manusia..
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui" (Al-Baqarah : 216)
Ayat ini semakin membuatku yakin jika Allah akan memberiku yang terbaik. Perihal jodoh, kehidupan, rezeki, dan yang lainnya.
Terima kasih kak Firakim memberi petuah dan kembali merangkulku di jalan Allah. 
Bismillah untuk hari esok yang lebih baik.


Sunday, May 8, 2016

Masa lalu? Apakah kini kau kembali hadir?

Guyur hujan pada detik ini membawaku dalam lamunan masa lalu..
Masa lalu yang tidak pernah aku bayangkan akan hadir kembali dalam hidup ku saat ini.
Apakah aku terjerat kembali oleh cinta mu? Aku belum yakin. Mungkin saja ini hanya ilusi  ilusi jiwa ku saat ini.
Awan mulai gelap, namun bintang tetap tak nampak. Sembari aku menatap langit malam, aku bertanya pada hatiku..
Apakah pertahanmu runtuh dengan sekali melihatnya? Apakah kerja kerasmu sia-sia dengan sekali menatapnya? Ah menyebalkan..
Benar Allah sungguh membolak-balikkan hati manusia. Kita tidak dapat menerka kapan dan bagaimana cinta dan benci datang menghampiri kita. Dengan siapa? Dan dengan cara apa? Sungguh membingungkan.
Bersemi seperti kuntum bunga yang kembali bermekaran. Seperti baru pertama kali merasakannya. Padahal mungkin ini kali kedua :'). Aku belum bisa memberinya predikat.. Perasaanku masih membingungkan diriku sendiri.
2 tahun yang lalu..
Pertemuan pertama setelah hubungan itu berakhir, ada gejolak rindu yang telah terjamahkan. Namun aku memilih untuk stagnan dengan hidupku saat itu. Hingga aku memutuskan untuk kehilangan apapun tentangnya.
Media sosial yang satu-satunya menjadi tempat komunikasiku dngannya aku tutup rapat agar dia hilang dari hidupku.
Dan yaa 8 bulan berlalu dan aku bisa melupakannya. Aku bahagia dengan orang lain. Sampai akhirnya ada yang mengharuskanku untuk kembali membuka dunia maya itu. Dan pertama kali aku temui adalah dia :') aku mencoba santai dengan semuanya. Namun jemari ini semakin liar untuk membuka satu demi satu, ruang demi ruang tentang dirinya yang selama ini aku tutup rapat. Sampai semua tentangnya terus membuat kesalahpahaman dalam hubunganku. Dan tetap aku terus berusaha menutup rapat memori tentangnya. Namun semakin ku mencoba menutupnya, semakin terbuka semuanya.
Banyak perubahan dalam dirinya sampai aku tak percaya bahwa itulah dia yang sekarang. Pernah sesekali aku berniat ingin menemuinya namun segera ku hempas keinginan itu.
Sampai pada akhirnya pertemuan itu benar-benar terjadi. 
2 tahun kemudian~
07 mei 2016
Pertemuan itu benar terjadi..
Ada rasa canggung yang menyelimuti hatiku bahkan sampai detak jantungku tak berdetak dengan sempurna.. Teruss.. Tak terkendali.. Semakin kencang tak beraturan..
Dan Aku melihatnya.. Melihat dirinya dari kejauhan.. Menatap dia yang tak melihatku..
Seketika bibirku mengeluarkan guratan senyum yang aneh dan tak biasanya. "Ah tidak akan terjadi apa-apa" tepisku.
Semakin lama dia menghampiriku dan ini kali pertama aku berbicara langsung dengannya.
Berbincang dengan rasa malu dalam hatiku.
Aku tidak bisa mengontrol bahasa tubuhku.. Ah payahnya aku.. Mungkin aku sudah terlihat bodoh di hadapannya. ~
"Aku pulang"
Dan aku benar-benar pergi dari hadapannya..
Dalam dinginnya malam dengan sorot lampu kota yang begitu terang aku terus memikirkannya. Tuhan apa yang terjadi padaku? Ah shit !
Aku terus menepis perasaan aneh ini. Perasaan aneh yang melanda hatiku saat ini, semoga ini tidak benar. 
Berjam-jam setelah pertemuan itu tak henti aku memikirkannya hingga detik aku menulis tulisan ini. Ya allah aku harus bagaimana? Apa jalan keluar yang harus aku tempuh atas perasaan bodoh ini?